Sempat dikabarkan akan menormalisasikan hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel, hubungan dagang antara Indonesia-Israil masih berjalan lancar. Sejak dahulu, hubungan Indonesia-Israel tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, tetapi memiliki hubungan dagang, pariwisata, dan keamanan.
Mengutip dari kompas.com, pada akhir Desember 2020 lalu, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor puluhan ton tepung kelapa ke Israel. Sebanyak 26 ton tepung kelapa berhasil menghasilkan devisa bagi negara sebesar 49.790 dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen pasar Israel memang sudah lama membeli produk turunan kelapa yang satu ini, sehingga dimanfaatkan dengan baik oleh pengekspor di Sulut. Ia menjelaskan negara tersebut masuk kategori pasar non-tradisional, namun mampu dioptimalkan pelaku usaha di daerah ini sehingga berkembang, yang ditandai dengan permintaan pembeli dari negara tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun.
Data dari BPS menunjukan bahwa sejak Januari hingga Mei 2018, komoditas yang paling banyak diekspor ke Israel yaitu lemak dan minyak nabati dan hewani. Dalam lima bulan pertama 2018, nilai ekspor komoditas tersebut 13.117.533 dollar AS. Untuk Mei 2018 saja, nilai ekspornya 2.381.553 dollar AS. Komoditas kedua yang diekspor ke Israel yaitu alas kaki senilai 6.404.373 dollar AS pada Januari-Mei 2018.
Dibandingkan tahun sebelumnya dengan periode sama terjadi peningkatan sebesar 16,64 persen. Untuk Mei 2018, Indonesia mengekspor alas kaki senilai 1.050.724 ke Israel.
Komoditas lainnya yaitu karet dan barang dari karet senilai 4.704.578 dollar AS. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terdapat penurunan ekspor 24,98 persen.
Terkait dengan normalisasi hubungan diplomatik Indonesia-Israel, Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan Indonesia tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Meski tidak sepenuhnya menentang Israel, Indonesia cenderung tidak mau mencari masalah dengan elemen-elemen Islam Fundamental di dalam negeri sebagai dukungan terhadap Palestina.
Meskipun begitu, hubungan dagang antara Indonesia-Israel masih terus berlanjut. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen mengatakan, pasar Israel sudah dioptimalkan pemerintah provinsi dengan terus menjalin kerja sama. Tepung kelapa merupakan komoditas unggulan sulut yang menempati ranking kelima sebagai penyumbang devisa terbesar bagi daerah ini sejak tahun 2011. Pemerintah akan terus mendorong agar mutu ekspor Sulut semakin berkualitas dan merambah pasar dunia.