RadarCirebon.com – Hingga akhir bulan Juni lalu, ekspor ikan asin Cirebon mencapai 23,477 ton atau senilai Rp 15,225 miliar. Menurut Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Obing Hobir As’ari, ekspor ikan asin Cirebon sudah dimulai sejak tahun 2015. Hanya saja, pada saat itu belum masuk dalam pengawasan SKIPM. Meskipun masih seumur jagung, pertumbuhan ekspor ikan asin cukup bagus dari tahun ke tahun. Rata-rata ikan asin ini diekspor ke Amerika Serikat, Australia, Kanada, Arab, dan Korea. Sedangkan permintaan terbaru datang dari negeri Naga Kecil Asia, Taiwan, dalam bentuk sampling.
Ada tiga jenis ikan asin yang diminati pasar ekspor seperti ikan jambrong, ikan bilis, dan ikan kapasan. Namun, permintaan paling tinggi adalah ikan asin jenis jambrong. Pada akhir 2018, tercatat bahwa hasil ekspor ikan asin mencapai 50 ton, senilai nominal Rp 186 miliar. Hal ini sangat masuk akal karena harga untuk satu kilo ikan asin jenis jambrong bisa mencapai Rp 500 ribu per kilo. Namun sebenarnya, tiga jenis ikan asin tadi tidak semuanya berasal dari laut Cirebon melainkan dari Sumatera dan Jawa Timur untuk ikan jambrong. Sedangkan, ikan bilis dan kapasan banyak ditemukan di perairan Indramayu, Cirebon, Subang, dan Jawa Tengah.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada tiga eksportir ikan asin Cirebon yang berasal dari daerah Mundu. Mereka berada dalam satu naungan perusahaan. Meskipun hanya ada tiga eksportir untuk ikan asin, secara keseluruhan, ada 16 UP perusahaan eksportir hasil perikanan laut di Cirebon. 16 UP perusahaan tersebut melakukan pengelolaan berbagai jenis pengolahan ikan seperti frozen, pengalengan, hingga ikan asin.
Untuk mengetahui info ekspor lebih lanjut, silakan kunjungi http://www.goexport.org