Seperti yang kita ketahui, kelapa punya banyak manfaat mulai dari dagingnya, batoknya, sampai serabutnya. Penggunaan kelapa dalam produksi briket arang juga sudah banyak dikenali di berbagai dunia. Indonesia adalah salah satu pengekspor briket arang kelapa yang sudah berhasil mengirimkan produksinya ke berbagai negara.
Mengutip dari ekbis.sindonews.com, Sejumlah anggota Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia (PERPAKI) mendirikan perusahaan distribusi produk briket arang kelapa di Turki. Kaya Sinerji Ltd. Sti. adalah perusahaan yang dimiliki oleh seluruh para pelaku UMKM dalam negeri di bidang briket arang kelapa dengan CEO diketuai oleh Tufan Algivari.
Pada tanggal 20 Desember 2020, pengiriman container perdana dari Kaya Sinerji Ltd. Sti. sejumlah 20 ton briket arang kelapa tiba di Pelabuhan Istanbul. Sedangkan estimasi kedua akan tiba pada tanggal 17 Januari 2021.
Sebanyak 50 persen briket arang kelapa akan didistribusikan di wilayah local Istanbul. Selebihnya akan dikirim ke mitra reseller Kaya Sinerji Ltd. Sti. di negara Balkan (Bosnia dan Albania), Prancis, Russia, dan New York.
PERPAKI yakin, dengan memanfaatkan pendistribusian di Turki, mita reseller tidak perlu lagi membeli stok dalam jumlah besar dari Indonesia dengan segala resikonya. Misalnya ketidakpastian kualitas dan waktu tiba barang (±2-3 bulan) yang menyebabkan waktu dan modal kerja para mitar reseller menjadi tidak produktif.
Tidak hanya itu, saat ini Kaya Sinerji mulai mendistribusikan semua produk turunan kelapa lainnya, seperti VCO, Carbon Active, Dessicated Coconut, Coconut Chip, Coconut Water, Nata Decoco, Coco Peat dan sebagainya baik dalam skema B2B atau B2C.
Kedepannya briket arang kelapa Indonesia akan dikirim sebanyak minimal 2 kontainer ke Turki setiap bulan. Potensi nilai ekspor produk briket arang kelapa setiap tahunnya mencapai USD35 juta.
Diharapkan ekspor arang Indonesia di awal tahun ini dapat menambah peningkatan akan nilai perdagangan Indonesia-Turki untuk tahun 2021, yang pada tahun 2020 (Januari-Oktober) nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 1,070 miliar dengan surplus untuk Indonesia sebesar USD 632,66 juta.